Dani Ceballos Merasa Terpinggirkan: Ketika Harapan Tak Sejalan dengan Era Baru Real Madrid – Real Madrid memulai era baru di bawah kepemimpinan pelatih Xabi Alonso dengan hasil imbang 1-1 melawan Al Hilal dalam laga pembuka Grup H Piala Dunia Antarklub 2025. Namun, di balik hasil tersebut, terselip kisah personal yang mencuri perhatian: Dani Ceballos, gelandang berusia 28 tahun, dikabarkan kecewa berat karena tidak dimainkan satu menit pun dalam laga tersebut. Ia menjadi satu-satunya pemain utama yang fit namun tidak mendapat kesempatan tampil.
Baca Juga : MotoGP Italia 2025: Marc Marquez Pecahkan Rekor dan Raih Pole ke-100 di Mugello
Harapan yang Tak Terbalas
Ceballos telah mengikuti sesi latihan intensif bersama skuad utama sejak awal kedatangan Alonso. Ia berharap bisa mendapatkan peran penting di lini tengah, terutama setelah tampil cukup konsisten di bawah asuhan Carlo Ancelotti musim lalu. Namun, kenyataan berkata lain. Meski Real Madrid tampil kurang meyakinkan di babak pertama, terutama di sektor tengah, Alonso tetap tidak melirik Ceballos untuk masuk ke lapangan.
Padahal, Ceballos sempat melakukan pemanasan di pinggir lapangan dan terlihat siap dimainkan. Namun hingga peluit akhir dibunyikan, namanya tak kunjung dipanggil. Situasi ini membuatnya merasa diabaikan dan tidak dihargai, terlebih karena ia telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam latihan.
Xabi Alonso dan Arah Baru Real Madrid
Keputusan Alonso untuk tidak memainkan Ceballos memunculkan spekulasi bahwa sang pelatih tidak memasukkan sang gelandang dalam rencana jangka panjangnya. Alonso lebih memilih menurunkan Arda Güler sebagai playmaker dan tetap mempercayakan Luka Modric, meski gelandang veteran itu hampir pasti akan meninggalkan klub dalam waktu dekat.
Langkah ini menunjukkan bahwa Alonso ingin membangun tim dengan fondasi baru, mungkin dengan pemain yang lebih sesuai dengan filosofi permainannya. Ceballos, yang dikenal sebagai gelandang kreatif dengan gaya bermain klasik, tampaknya tidak cocok dengan pendekatan taktik Alonso yang lebih dinamis dan berbasis penguasaan bola.
Bukan Pertama Kalinya Ceballos Merasa Terpinggirkan
Ini bukan kali pertama Ceballos merasa tidak mendapat tempat di Real Madrid. Dalam beberapa musim terakhir, ia beberapa kali mempertimbangkan untuk hengkang karena minimnya menit bermain. Namun, keinginannya selalu terbentur oleh harga jual yang dipatok klub terlalu tinggi.
Kini, dengan situasi yang kembali tidak berpihak padanya, peluang untuk meninggalkan Santiago Bernabéu kembali terbuka lebar. Mantan klubnya, Real Betis, dikabarkan tertarik untuk memboyongnya kembali ke Andalusia. Namun, Real Madrid mematok harga €20 juta, sementara nilai pasar Ceballos saat ini hanya sekitar €10 juta.
Real Betis: Jalan Pulang yang Masih Terjal
Real Betis menjadi opsi paling realistis bagi Ceballos jika ingin mendapatkan menit bermain reguler. Klub yang membesarkan namanya itu masih menyimpan ketertarikan untuk memulangkannya. Namun, perbedaan valuasi antara permintaan Madrid dan kemampuan finansial Betis menjadi penghalang utama.
Jika Madrid bersedia menurunkan harga atau membuka opsi peminjaman dengan klausul pembelian, maka transfer ini bisa terwujud. Bagi Ceballos, kembali ke Betis bukan hanya soal nostalgia, tetapi juga tentang menyelamatkan kariernya yang stagnan di ibu kota.
Situasi Lini Tengah Madrid: Persaingan Ketat dan Ketimpangan Peluang
Lini tengah Real Madrid saat ini dihuni oleh nama-nama besar seperti Federico Valverde, Aurélien Tchouaméni, Eduardo Camavinga, dan Jude Bellingham. Ditambah dengan kehadiran Modric dan Güler, persaingan menjadi sangat ketat. Dalam kondisi seperti ini, pemain seperti Ceballos yang tidak masuk dalam prioritas pelatih akan kesulitan mendapatkan tempat.
Yang membuat situasi semakin ironis adalah fakta bahwa Alonso justru lebih memilih memainkan Modric yang akan hengkang, ketimbang memberi kesempatan kepada pemain yang masih terikat kontrak jangka panjang dan dalam usia produktif.
Reaksi Publik dan Media
Kabar kekecewaan Ceballos mendapat sorotan dari media Spanyol. Banyak yang menilai bahwa Alonso terlalu cepat mengambil keputusan untuk mencoret pemain yang belum diberi kesempatan membuktikan diri. Di sisi lain, ada juga yang memahami bahwa pelatih baru berhak membentuk tim sesuai visinya.
Beberapa pengamat menyarankan agar Ceballos segera mencari klub baru demi menyelamatkan kariernya. Jika terus bertahan di Madrid tanpa kejelasan peran, ia hanya akan menjadi penonton dari bangku cadangan.
Penutup: Ketika Loyalitas Tak Selalu Dibalas Kesempatan
Kisah Dani Ceballos di Real Madrid adalah potret nyata dari kerasnya dunia sepak bola profesional. Meski telah menunjukkan loyalitas dan kerja keras, tidak ada jaminan bahwa semua itu akan dibalas dengan kesempatan. Dalam sistem yang kompetitif dan dinamis seperti Real Madrid, hanya mereka yang sesuai dengan visi pelatih yang akan mendapat tempat.
Kini, bola ada di tangan Ceballos. Apakah ia akan bertahan dan terus berjuang, atau memilih jalan baru demi mendapatkan kembali panggung yang layak ia miliki? Yang jelas, waktu terus berjalan, dan setiap keputusan akan menentukan arah kariernya ke depan.